Contohcerita cerkak. Pada dasarnya cerkak bahasa jawa dibuat untuk memberikan sejumlah pesan moral kepada seluruh pembacanya. Biasanya cerkak hanya fokus pada satu tokoh yang disampaikan dengan 10 000 kata dan berisi suatu klimaks puncak permasalahan serta penyelesaiannya. 17 47 unknown 22 bhs. Contoh cerkak bahasa jawa.
KumpulanTanya Jawab Lucu Asal Njeplak Cerita Humor Lucu April 18th, 2019 - Kumpulan Tanya Jawab Lucu Asal Njeplak - Ada berbagai macam jenis cerita humor lucu singkat atau anekdot kocak untuk mengocok perut Dilihat dari sudut pandang penyajian salah satu model joke yang paling sering dipakai oleh penulis
PengertianLudruk Teater Tradisional. Secara etimologis, kata ludruk berasal dari kata molo-molo dan gedrak- gedruk. Molo-molo berarti mulutnya penuh dengan tembakau sugi yang hendak dimuntahkan dan keluarlah kata-kata yang membawakan kidung, dan dialog. Sedangkan gedrak-gedruk berarti kakinya menghentak-hentak pada saat menari di pentas.
ContohNaskah Ludruk- Tak lamar karo biskuit "BHS.JAWA" saya Trima kasih_~ Balas Hapus. Balasan. Balas. Habib ikhsan 3 Maret 2019 18.03. Unknown 23 September 2019 05.38. Ini bahasa apa ya. Balas Hapus. Balasan. Balas. Unknown 22 Maret 2020 20.37. Ada bahasa Indonesia nya gk. Balas Hapus. Balasan. Balas. Unknown 24 Februari 2021 03.29
Katakata lucu singkat bahasa Jawa tentunya bisa menghibur banyak orang. Membaca cerita singkat lucu tentu akan membuat seseorang tertawa terbahak-bahak. Dijamin cerita cekak bahasa jawa dibawah ini seru untuk disimak. Dengan tertawa tentu akan mengusir kegelisahan membuat tubuh dan pikiran lebih rileks serta menambah kosa kata.
Nah bagi kalian yang sedang mencari cerita lucu bahasa jawa, berikut ini beberapa cerita yang dapat kalian baca, antara lain: 1. Tentang Ayam dan Majikan. Omahe Mbak Laras bar ana arisan gede. Rampung arisan, Mbak Laras pun ngresiki omahe kang sisa makanan tamu sing ora dientekke.
10 Cerkak Covid-19. 1. Contoh Cerkak Bahasa Jawa Singkat. Cerkak bahasa Jawa singkat ini dibuat tidak terlalu panjang. Tema yang diangkat adalah "ngingah ayam" atau "memelihara ayam". Di sana tergambar jelas bagaimana alur cerita tersebut mulai dari kandang, pakan, hasil telur, hingga daging. "Ngingah Pitik".
Ceritaini menceritakan tentang dua ekor ayam yang mogok makan karena selalu diberikan makanan sisa atau makanan basi oleh majikannya. Mereka menolak setiap pemberian makanan dari majikannya. Kemudian majikan dan temannya mengira ayam tersebut terkena penyakit tetelo dan berinisiatif untuk menyembelihnya.
e1DZRc1. Tak ada habisnya membahas kesenian asli Tanah Air, karena ada banyak sekali ragamnya. Mulai dari tarian, alat musik, hingga seni pertunjukkan daerah seperti ludruk. Meski terkesan sama, ludruk ternyata memiliki karakteristik yang berbeda dengan seni sandiwara rakyat yang berasal dari wilayah Jawa lainnya. Berikut ini penjelasan mengenai kesenian tradisional yang berasal dari Jawa Timur ini. Ludruk, Kesenian Rakyat Jelata yang Jadi Hiburan Utama Masyarakat Jatim Apa Itu Ludruk? Image Ludruk adalah salah satu kesenian tradisional berbentuk pertunjukan drama yang berasal dari Jawa Timur. Kesenian pertunjukan ini banyak ditampilkan di daerah Surabaya, Jombang dan juga Malang. Secara etimologis, kata “ludruk” berasal dari kata “molo-molo” dan “gedrak-gedruk”. “Molo-molo” adalah kondisi mulut yang penuh tembakau sugi yang hendak dimuntahkan. Secara kiasan, ini menggambarkan kata-kata dalam bentuk kidung dan dialog yang dikeluarkan dalam pentas. Sedangkan “gedrak-gedruk” adalah kondisi kaki yang dihentak-hentakkan ke bawah pada saat menari di pentas. Adalah kaum marginal Surabaya yang pertama kali menciptakan kesenian ini. Mereka membuat pertunjukan sesuai dengan kisah yang diangkat dari cerita kehidupan sehari-hari, yang lekat dengan kehidupan dan budaya masyarakat menengah bawah Jawa Timur. Ada juga legenda, dongeng, atau kisah sejarah. Ini merupakan sarana hiburan yang paling diminati masyarakat di masa itu. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa atau Madura sehari-hari sehingga mudah dimengerti. Di dalamnya juga diselingi guyonan dan gerak yang membuat penonton terpingkal-pingkal. Kesenian ini banyak disukai masyarakat dari berbagai kalangan, mulai dari ibu rumah tangga, tukang becak, sopir angkutan umum, dan masih banyak lagi. Artikel terkait Tari Pendet Sejarah, Makna, dan Perkembangannya Asal Muasal Ludruk Image Good News from Indonesia Indonesia Kaya menulis, ludruk mulai dikenal di abad ke-12 dengan nama Ludruk Bandhan. “Ludruk Bandhan ini mempertunjukkan sejenis pameran kekuatan dan kekebalan yang bersifat magis dengan menitikberatkan pada kekuatan batin,” tulis Sunaryo dkk pada buku Perkembangan Ludruk di Jawa Timur Kajian Analisis Wacana, melansir Indonesia Kaya. Awalnya seni peran ini tidak tampil di panggung, melainkan di tanah lapang. Alat musik yang digunakan pun hanya kendang dan jidor. Setelah itu, Ludruk Bandhan berkembang menjadi Lerok Pak Santik di abad ke-17 hingga 18. Lerok sendiri berasal dari kata “lira” yang artinya alat musik petik seperti kecapi, alat musik yang digunakan selama pertunjukan ludruk. Sedangkan Pak Santik Pak Santik adalah petani Jombang, tokoh yang memperbaharui kesenian ludruk. Dalam pertunjukannya, Pak Santik mengenakan riasan wajah dan ikat kepala, dadanya dibiarkan terbuka, ia mengenakan celana hitam menjuntai hingga atas mata kaki, dan ada selendang sampur yang tersampir di bahunya. Selama pertunjukan juga, ia menari ngremo sambil bicara sendiri mengungkapkan isi hatinya kidungan. Pak Santik kerap tampil pada pesta pernikahan, sunatan, dan kelahiran di kampung-kampung. Seiring berjalan waktu, ia tampil bersama beberapa temannya yang berperan sebagai pelawak badhut dan perempuan teledhek. Ia tak lagi bicara sendiri, tapi mulai ada diskusi dalam pentasnya yang kemudian identik dengan guyonan slapstick. Hiburan Rakyat di Tahun 1950an Image Indonesia Kaya Baru kemudian di tahun 1930, di bawah pimpinan Cak Durasim, pemimpin Ludruk Genteng, ludruk mengalami perubahan. Kesenian ini berubah nama menjadi Ludruk Gondo, sebuah jenis ludruk baru. Setelah itu, mulailah lahir banyak kelompok atau paguyuban ludruk baru di Malang. menulis, di tahun 1930 terlahir kelompok luduruk baru seperti Ludruk Ojo Dumeh didirikan Abdul Madjid, Ludruk Djoko Muljo pimpinan Nadjiran Embong Brantas, 1936, Ludruk Margo Utomo pimpinan Asnan atau Parto Gembos sekitar 1936-1940, dan masih banyak lagi. Tahun 1950an kesenian peran ini kemudian berhasil menjadi hiburan utama di Malang, Jawa Timur. Namun seiring berjalannya waktu dan juga berkembangannya seni modern dan teknologi, ludruk mulai ditinggalkan penggemarnya. Bahkan bisa dibilang, paguyuban ludruk di Malang yang ada saat ini mati suri. Hanya hitungan jari kelompok seni ludruk yang tersisa. Salah satunya Ludruk Armada yang ada di Desa Rembun, Kecamatan Dampit, Malang. Artikel terkait Mengenal Tanjidor dan Sejarahnya, Kesenian Asli Betawi yang Mulai Punah Pemain dan Naskah Salah seorang seniman transvestite sedang merias wajahnya sendiri. Image Tempo Pemain ludruk terdiri dari beberapa puluh orang, tapi kebanyakan laki-laki. Pementasan kesenian ini biasanya dimulai dari jam 9 malam hingga pagi. Oleh karena durasinya yang panjang dan penokohannya yang cukup berat secara fisik itulah, ludruk hanya dipentaskan oleh laki-laki atau waria atau transvestite tokoh perempuan yang dimainkan oleh laki-laki. “Sebuah rombongan ludruk katakan saja biasa menampilkan enam dagelan yang berbeda, enam cerita yang berbeda, dan tiga jenis ngremo selama 20 pertunjukannya berturut-turut,” kata James L. Peacock dalam bukunya Ritus Modernisasi Aspek Sosial & Simbolik Teater Rakyat Indonesia melansir Indonesia Kaya. Soal naskah, pertunjukan seni teater ini seringkali dilakukan dengan improvisasi, atau tanpa persiapan naskah. Busana dan Alat Musik Image Indonesia Kaya Sedangkan untuk pengiring musiknya, saat memeragakan Tari Remo atau bedayan, para pemainnya ditemani alunan musik dari gamelan berlaras slendro, pelog, laras slendro dan juga pelog. Kidungan yang ditembangkan pun sesuai dengan struktur pementasannya. Yakni kidungan Tari Ngremo, kidungan bedayan, kidungan lawak, dan kidungan adegan, di mana syairkan disesuaikan dengan tema drama yang diangkat saat itu. Oleh karena jalan cerita yang dibawakan lekat dengan kehidupan sehari-hari juga, maka busana yang ddikenakan tidak ada yang khusus. Hanya mengenakan pakaian sehari-hari masyarakat Jawa pada umumnya. Sesi Pementasan Ludruk Secara Umum Image Republika Pertunjukan ludruk ditampilkan dalam beberapa bagian. Begini strukturnya secara umum Pertama, Tari Remo. Pertunjukan diawali dengan pembukaan berupa pertunjukan Tari Remo atau Ngremo. Kedua, bedayan. Yaitu atraksi tarian atau joget ringan yang dilakukan beberapa transvestite sambil melantunkan kidungan jula-juli sebuah syair atau kidung yang dilagukan saat pertunjukan dimulai. Ketiga, dagelan. Yakni adegan lawakan yang disajikan dalam satu kidungan yang dilakukan oleh beberapa pelawak lain. Para seniman itu berdialog dengan materi humor yang sangat lucu. Keempat, pertunjukkan utama. Dalam sesi ini penyajian lakon atau cerita dipentaskan para aktor yang juga disajikan dalam beberapa babak di mana tiap babak dibagi menjadi beberapa adegan lagi. Untuk membedakan adegan yang satu dengan lainnya, biasanya diisi selingan berupa tembang Jula-juli yang dinyanyikan seorang waria. Hingga kini, kesenian teater rakyat Jawa Timur itu masih bertahan dan kerap dipentaskan. Meski tidak seramai dulu, kelompok Ludruk Cak Durasim yang berasal dari Surabaya masih manggung beberapa kali. Artikel terkait Mengenal Gambang Kromong, Seni Orkes Betawi yang Dipengaruhi Budaya Tionghoa Bedanya dengan Kesenian Ketoprak Image Indonesia Kaya Good News from Indonesia menjelaskan, seni pertunjukan Ketoprak berasal dari Surakarta, Jawa Tengah. Sehingga Bahasa yang digunakan juga adalah bahasa Jawa yang menerapkan unggah-ungguh boso atau tingkatan penggunaan bahasa sesuai posisi atau kedudukannya dalam masyarakat. Misalnya, bahasa Ngoko Lugu dan Krama Inggil. Cerita-cerita yang dibawakan biasanya cerita legenda dan epos Ramayana yang ditampilkan dalam beberapa babak atau sesi di mana di salah satu sesi para penampil mementaskan cerita yang tak ada hubungan dengan cerita yang dibawakan sebelumnya. Sesi tersebut disebut sesi hiburan, atau layaknnya iklan. Selain menghibur, seni pertunjukan ini juga bertujuan menyampaikan pesan moral kepada masyarakat. Ketoprak, seni teater tradisional asal Surakarta ini dimainkan dengan diiringi gamelan. Ketoprak Tobong Kelana Bhakti Budaya dari Jogjakarta merupakan salah satu kelompok Ketoprak yang masih eksis hingga sekarang. Semoga, kesenian tradisional Tanah Air ini tak hilang digerus perkembangan digital dan bisa terus eksis sampai kapan pun. Baca juga Ini 7 Fakta Tentang Rampak Gendang, Kesenian Khas Jawa Barat yang Energik dan Dinamis Sekelumit Sejarah Wayang Orang, Seni Khas Jawa Tengah yang Bertempur Melawan Zaman Mengulas Sejarah dan Makna di Balik Kesenian Reog Ponorogo untuk Diajarkan pada Anak Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
Cerita Rakyat Jawa Tengah Dongeng Timun Emas dan Mbok Rondo Dadapan Halo kawan blogger pembaca blog The Jombang Taste! Artikel kemarin sudah membahas asal-usul kesenian Ludruk dari Jombang. Namun, tahukah Anda bahwa pertunjukan ludruk mempunyai ciri khusus? Yaitu pemain ludruk semuanya terdiri dari laki-laki, baik untuk peran laki-laki sendiri maupun untuk peran wanita. Pertimbangan awalnya adalah wanita tidak boleh bergaul dengan lelaki yang bukan muhrimnya sesuai ajaran agama Islam. Kabupaten Jombang adalah salah satu pusat persebaran agama Islam di Jawa Timur. Dalam perkembangan pelaku seni ludruk, para seniman ludruk pria yang berperan wanita biasanya akan membentuk kelompok tersendiri sesuatu kecenderungan tingkah laku mereka. Sebagian dari mereka mampu bersikap profesional dan tidak terbawa sifat feminim. Namun sebagian seniman lainnya membawa karakter kewanita-wanitaan dalam kehidupan sehari-hari. Cerita kesenian Ludruk dibedakan menjadi dua macam, yaitu cerita pakem dan cerita fantasi. Cerita pakem adalah cerita pertunjukan drama ludruk di atas panggung mengenai tokoh-tokoh terkemuka dari wilayah Jawa Timur. Contoh cerita pakem adalah kisah Cak Sakera dan Sarip Tambak Oso, Sogol Sumur Gemuling, Joko Sambang, Sawunggaling, dan lain-lain. Sedangkan cerita fantasi adalah cerita karangan individu tertentu yang biasanya berkaitan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Untuk menarik minat penonton pertunjukan ludruk, cerita fantasi dikembangkan sesuai dengan tema terkini yang sedang berkembang di masyarakat. Bahasa Suroboyoan Lugas dan Tegas Lakon yang dipentaskan dalam kesenian tradisional ludruk terdiri dari dua macam, yaitu lakon pakem dan lakon fantasi. Lakon pakem diambil dari watak tokoh bersejarah dalam seni budaya Jawa. Sedangkan lakon fantasi meliputi lakon horor dan drama rumah tangga. Jenis lakon fantasi lebih disukai penonton karena variasi cerita yang lebih menarik. Cerita dalam pertunjukan ludruk biasanya diselingi dengan adegan tragedi dan humor. Percakapan dalam ludruk dapat berupa dialog beberapa orang maupun monolog percakapan sendiri. Dialog ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa. Bahasa yang digunakan dalam ludruk adalah bahasa khas Surabaya, meski terkadang menampilkan bintang tamu dari daerah lain seperti Jombang, Malang, Madiun, dan Madura yang memiliki logat berbeda. Bahasa ludruk adalah bahasa lugas dan menjadikan kesenian ini sangat disukai oleh masyarakat berbagai kalangan, mulai dari tukang becak, sopir angkutan umum, ibu rumah tangga, dan lain-lain. Penggunaan bahasa intelek hanya sedikit sekali, itupun hanya sebagai pelengkap kegiatan melawak. Pertunjukan kesenian ludruk biasanya dilakukan pada malan hari di tanah lapang. Masyarakat setempat akan berbondong-bondong menonton pertunjukan bersama keluarga dengan menggelar tikar. Kegiatan pagelaran seni ludruk secara tidak langsung turut membantu proses sosialisasi warga. Semoga artikel ini bisa memberi tambahan wawasan Anda dalam mengenal kebudayaan Jombang dan Jawa Timur. Referensi Medali MGMP Kabupaten Jombang Artikel Terkait
Seperti halnya sandiwara bersumber Jawa Perdua, ludruk berusul Jawa Timur juga merupakan pergelaran yang menghiburTak tetapi bahasa oral, guyonan dalam ludruk pun disampaikan melalui gerak – sehingga bisa dimengerti oleh masyarakat luasTidak hanya pandai melucu, pemain ludruk kembali harus punya kemampuan melagu dan goyang badanKartolo, seorang seniman ludruk yang lalu terkenal. Lanang kelahiran Surabaya, Jawa Timur, ini mutakadim puluhan musim menggeluti ludrukRiuk satu perbedaan ludruk dengan ketoprak yaitu kisahan. Ludruk menggotong kisah sehari-musim sementara ketoprak mengangkat narasi sejarahTari remo akan menjadi pembuka tontonan ludruk. Tari remo ini semata-mata dibawakan oleh seorang penariWalau menceritakan narasi sehari-hari, set gelanggang dalam pertunjukan ludruk kelihatan terbelakang – sewaktu-waktu ada babak nan minus menggunakan setPementasan ludruk lumrah menggotong tema semangat sehari-hari dan kisahan perjuanganKarena tidak mengenal naskah layaknya pertunjukan maju, kemampuan improvisasi para anak ningrat ludruk dahulu pentingAtraksi ludruk akan diiringi maka dari itu pemain musik dan penyanyi. Acap kali para pemain akan berinteraksi dengan kelompok musik ini Kisahan yang diangkat merupakan kisah sehari-hari yang dempang dengan kehidupan publik. Bahasanya mudah dimengerti, bahkan diselingi guyonan dan gerak yang boleh takhlik penonton terpingkal-pingkal. Ludruk yaitu kesenian teater rakyat Jawa Timur yang berasal dari pematang rakyat jelata. Di Surabaya ludruk masih cangap dipentaskan, bertahan meski hanya dimainkan maka dari itu beberapa puluh orang. Ludruk merupakan salah satu keberagaman teater tradisi. Artinya ludruk bersemi mulai sejak ekspresi rakyat kebanyakan. Tema-tema ceritanya muncul berasal permasalahan keseharian rakyat. Dipentaskan dengan bahasa sehari-periode yang digunakan umum dok bawah. Karena itu pula ludruk dinilai andai teater rakyat. Dalam pertunjukan ludruk kebanyakan terdapat partikel tari remo, sandiwara radio, selingan, dan cerita lakon. James L. Peacock dalam Ritus Modernisasi Aspek Sosial & Simbolik Teater Rakyat Indonesia, menulis bahwa isi dari joget remo, dagelan, selingan, dan cerita bervariasi dari satu pertunjukan ke pertunjukan lain, serta isi dan elemen-elemen lain bervariasi secara hampir bebas mulai sejak isi dari unsur-elemen bukan. “Sebuah kafilah ludruk katakan saja lumrah menyampaikan enam dagelan yang berbeda, heksa- cerita yang berbeda, dan tiga jenis ngremo selama 20 pertunjukannya berleret-leret,” tulis Peacock. Tidak ada pakem yang pasti terhadap pertunjukan ludruk, seperti jumlah pemain dan jumlah babak. Para anak komidi ludruk dituntut berimprovisasi dan meluaskan jalan kisah yang mutakadim dibuat terlebih dahulu. Ludruk mulai dikenal lega abad ke-12. Saat itu namanya Ludruk Bandhan. “Ludruk Bandhan ini mempertunjukkan sejenis pameran kurnia dan kekebalan yang berkepribadian magis dengan menonjolkan plong keefektifan batin,” catat Sunaryo dkk dalam Perkembangan Ludruk di Jawa Timur Kajian Amatan Wacana Ludruk Bandhan biasanya tampil di lapangan. Instrumen musik pengiringnya antara lain kendang dan jidor. “Pergelaran ini seringkali digunakan perumpamaan terapi anak asuh yang menengah lindu,” ungkap Ayu Sutarto dalam makalah seminar berjudul “Reog dan Ludruk Dua Peninggalan Budaya Berusul Jawa Timur Yang Masih Berkuat”. Kemudian Ludruk Bandhan berkembang menjadi Lerok Pak Santik sepanjang abad ke-17 setakat 18. Lerok berasal dari kata “lira”, ialah radas irama petik seperti kecapi. Alat ini digunakan selama tontonan. Pak Santik, seorang pekebun berpokok Jombang, Jawa Timur, yakni motor yang memperbaharui kesenian ludruk. Selama pementasan, dia mempekerjakan riasan muka dan jaras kepala. Dadanya dibiarkan sonder karet penutup. Celananya menjuntai setakat atas alat penglihatan kaki dan bercelup hitam. Engkau pun menyampirkan ulos yang disebut sampur. Dalam pertunjukan, Selongsong Santik menari ngremo sembari berbicara sendiri menelanjangi isi hatinya kidungan. Dia mahir memakai bacot untuk menyuarakan bebunyian yang menyerupai alat nada. Kakinya seringkali menghentak-hentak tanah lapang sehingga menimbulkan bunyi gedrak-gedruk. Terbit sinilah kemungkinan asal kata ludruk. Pak Santik biasanya tampil ataupun nanggap dalam pesta ijab kabul, sunatan, dan kelahiran di kampung-kampung. Karena kelimpahan order, dia mengajak saingan-teman buat membantunya. Semuanya suami-laki. Padanan-jodoh Paket Santik berlaku andai komedian badhut dan perempuan teledhek. Buntelan Santik tak pun berbicara sendiri. Mulai ada unsur dialog dan narasi lakon dalam ludruk. Mereka tak hanya mengandalkan mulut sebagai pelempar guyonan, tapi juga bahasa tubuh. Atraksi sejenis ini diikuti artis lain dan berkembang di Surabaya, Malang, dan Mojokerto. Ludruk kemudian identik dengan guyonan. Awalnya bertambah banyak memainkan dagelan slapstick lawak agresif fisik. Namun, setelah muncul ludruk Cak Gondo Durasim puas 1920-an, banyak perubahan kerumahtanggaan konsep dagelan. Ludruk bertambah cenderung ke lawak halus, dengan permainan prolog-kata dan travesti sosial-garis haluan. Cak Durasim adalah sosok nan melegenda di dunia kesenian ludruk. Pemimpin kerumunan Ludruk Genteng, yang lebih dikenal dengan nama Ludruk Gondo, ini melakukan perombakan terhadap kesenian ludruk. James L. Peacock memanggil sebuah deskripsi adapun ludruk yang diterbitkan tahun 1930 melaporkan bahwa Durasim baru saja mengorganisir sebuah “keberagaman ludruk baru”. Cak Durasim juga memanfaatkan pergelaran rakyat ini bagi mencadangkan ide-ide chauvinisme dan pertarungan. Pada masa Jepang, meski dalam kontrol hati-hati, Kongkalikong Durasim menciptakan kidungan yang legendaris “Pegupon omahe doro, melok Nipon tambah soro.” Artinya, “pegupon apartemen ceceh perawan, ikut Nipon tambah sengsara.” “Sebagai jadinya, menurut satu kisah, ia disiksa oleh angkatan Jepang dan kemudian meninggal dunia pada tahun 1944,” tutur Peacock. Semangat Cak Gondo Durasim dilanjutkan maka itu Wibowo maupun Cak Gondo bersama Ludruk Marhaen yang terkenal lega era 1950-an sampai 1965 dengan spirit revolusionernya. Luang redup di awal Orde Baru, sejumlah seniman ludruk muncul ke bidang dan meraih reputasi. Pelecok satunya Kartolo Cs, yang tidak hanya sukses n domestik setiap pertunjukan tapi juga kaset memori yang diterima baik makanya masyarakat. Fuji Rahayu internal penelitiannya berjudul “Perkembangan Seni Atraksi Ludruk di Surabaya tahun 1980-1995 Tinjauan Bersejarah Grup Kartolo CS” dimuat buku harian Avatara, Vol. 2, No. 2, Juni 2022, memanggil daya kreasi Kartolo dan serikat-kawan menampilkan lawak bersikap ludrukan mampu mengangkat kembali pamor ludruk nan sempat redup. “Kartolo mengedepankan lawak dengan gaya ludrukan, tinimbang menampilkan ludruk secara utuh. Kejadian ini disebabkan karena ludruk sudah enggak lagi sesuai dengan perkembangan zaman,” catat Fuji Rahayu. Hingga kini ludruk bisa bersikukuh karena lakon-lakon yang dipentaskan tinggal aktual dan dekat dengan budaya setempat. Karuan semata-mata disampaikan dengan bahasa yang komunikatif dan disertai lawakan yang menghibur.* Artikel Terkait